Seorang tukang bubur yang menjadi terduga teroris dan ditangkap Tim Densus 88 disebut tak mau memberikan identitasnya saat diminta oleh Ketua RW setempat.

Hal itu disampaikan Ketua RW 5 Dusun Kamojing Barat, Rawan saat ditanya mengenai identitas terduga teroris tersebut.

“Kalau namanya saya kurang tahu,” ujar Rawan kepada CNNIndonesia TV, dikutip Minggu (16/6).

“Pertama masuk, saya minta fotokopi KTP sama KK, enggak ngasih. Namanya juga enggak dikasih. Masuk tanggal 12, (sudah) 1 bulan, (masuk) bulan Mei,” kata Rawan.

Terduga teroris itu ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Kampung Kamojing Barat, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (15/6).

Ida, seorang warga RW 5 Dusun Kamojing Barat mengaku tidak mengenal terduga teroris itu.

Menurut Ida, terduga teroris yang sudah mengontrak selama satu bulan itu tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga.

“Ngontrak. Udah satu bulan. Jadi ya, itu juga, ngontrak juga di situ enggak pernah ini (bersosialisasi) sama tetangga. Enggak pernah sosialisasi sama tetangga. (Namanya) enggak tahu,” tutur Ida.

Ida hanya mengetahui terduga teroris itu berprofesi sebagai pedagang bubur sumsum.

Ida mengaku hanya sebatas melihat terduga teroris itu ketika ingin berangkat kerja.

“Sebatas lihat doang, sebatas kalau dia mau berangkat kerja,” kata Ida.

Sementara itu, Karo Penmas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan pelaku yang berprofesi sebagai tukang bubur itu diduga terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS di Indonesia.

Trunoyudo mengungkap tersangka AAR merupakan residivis yang sempat ditangkap pada tahun 2011 dan 2018 terkait kasus terorisme.

“AAR yang juga merupakan residivis kasus terorisme di tahun 2011 dan 2018 ini ditangkap atas perencanaan aksi teror menggunakan bahan peledak,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (15/6).

Selain itu, Trunoyudo mengatakan pelaku itu diduga terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS di Indonesia.

“Telah dilaksanakan penegakan hukum terhadap satu orang tersangka berinisial AAR yang terafiliasi dengan kelompok pendukung ISIS di Karawang, Jawa Barat,” kata Trunoyudo.

Lebih lanjut, polisi mengatakan AAR sedang merencanakan aksi teror dengan menggunakan bahan peledak.

Menurut Trunoyudo, hal itu dipastikan penyidik Densus 88 Antiteror Polri usai menemukan sejumlah bahan peledak di kediaman AAR.

“Turut diamankan juga beberapa komponen elektronik dan bahan peledak yang akan digunakan oleh tersangka dalam melakukan aksi teror,” kata dia.

Namun, belum diketahui secara pasti di mana lokasi aksi teror yang tengah direncanakan oleh AAR.